Gulita
Merindukan cahaya
Kala bayang berkelebat
Laksana kilat
Menyeruak
Menusuk kalbu
Tanpa sosok
Tanpa jejak
Purnama
Satu berlalu
Tiga menunggu
Kelabu
Gulita
Merindukan cahaya
Kala bayang berkelebat
Laksana kilat
Menyeruak
Menusuk kalbu
Tanpa sosok
Tanpa jejak
Purnama
Satu berlalu
Tiga menunggu
Kelabu
Perlahan
Alunan musik mengencang
Dan suara-suara itu hilang
Keramaian nan sunyi
Percakapan tanpa bunyi
Mereka semua makna
Mencoba
Dan terus mencoba
Lalu henti
Lenyap
Pada jiwa yang hilang
Yang mencari
Menanti…
Pada jiwa yang sepi
Yang mengais kembali
Serpihan hati…
Pada jiwa yang kosong
Yang tak lelah menunggu
Sang pengisi…
Ruang hampa tak berjiwa
Relung rindu tanpa warna
Hanya hitam…
Hujan,
Membasahi bumi
Mengaduk hati nan sepi
Tanpamu di sisi
Rindu,
Akan sentuhanmu
Akan bibir hangatmu
Akan pelukanmu
Terbang,
Bersama masa lalu
Menjalani hari denganmu
Tanpa ingin kembali
setiap jiwa pasti akan berpisah dari raga
dan bila masa itu tiba padaku,
genggamlah erat tanganku
dan usaplah kepalaku lembut
jangan kau tangisi kepergianku
namun iringi aku dengan senyuman
dan putarlah kembali kenangan terbaik kita
yang membuat kita tertawa bersama
melupakan persoalan menghimpit dada
sayangku, bila masa itu tiba padaku,
dampingi aku
agar aku dapat melihat wajahmu
untuk yang terakhir kali….
dan selamanya
Hujan,
Selalu membuat hatiku gundah
Pikiranku terbang melayang
Entah pergi kemana
Aku suka hujan,
Mendengar bunyi rintikannya
Mencium bau tanahnya
Tapi aku tak suka dengan perasaanku ini
Gundah dan gelisah..
written last nite at 10 p.m.